Senin, 06 Juli 2009

Kelompok 19

Alfarobi mussadad

NIM 08054

Risna Fini Tiarasani

NIM 08085

1 B

Efek Biologis Neoplasma

Hiperplasia Prostat Benigna

Pembesaran progresif dari kelenjar prostat menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembesaran aliran urinarius.

Diagnosa Keperawatan

1. Retensi urine b/d obstruksi mekanik ketidakmampuan kandung kemih

Untuk berkontraksi dengan adekuat.

Alasan :

Manifestasi dari hyperplasia prostat benigna adalah terjadinya

Pembesaran progresif dari kelenjar prostate menyebabkan

Terjadi obtruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius.

saluran kemih menjadi terhimpit dan terjadi retnsi urine.

2. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d spasme otot spincter.

Alasan :

Hiperplasia prostat adalah sumbatan saluran kencing bagian

Bawah. Terjadinya gejala tersebut dapat disebabkan oleh

Dua komponen, pertama adanya penekanan yang bersifat

Menetap pada uretra ( komponen static ) dimana terjadi

Peningkatan pada volume prostat yang pada akhirnya akan

Menekan uretra pars prostatika dan mengakibatkan terjadinya

Hambatan aliran kencing. Kedua disebsbkan oleh peningkatan

Tonus kelenjar prostat yang di atur oleh system saraf otonom

( komponen dinamik ) yang akhirnya dapat meninggikan tekanan

Dan resistensi uretra, hal tersebut selanjutnya menyebabkan

Terjadinya sumbatan aliran kencing. Manifestasi dari sumbatan

Tersebut adalah nyeri di area tersebut.

3. Risti infeksi b/d invasive mikroorganisme

Alasan :

Kelembaban yang ada padaluka post op merupakan tempat yang

Cocok untuk berkembangbiak mikroorganisme pathogen sehingga

Dapat menimbulkan resti infeksi mikroorganisme.

Rencana Keperawatan

1. Retensi urine b/d obstruksi mekanik ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi dengan adekuat.

Intervensi :

a. Dorong pasien utuk berkemih tiap 2-4 jam dan bila iba-tiba di rasakan.

b. Awasi tanda vital dengan ketat.

c. Berikan /dorong kateter lain dan perawatan perineal

d. Berikan rendam duduk sesuai indikasi

2. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d spasme otot spincter.

Intervensi :

a. Monitor dan catat adanya nyeri, lokasi, durasi dan factor pencetus serta penghilang nyeri

b. Observasi tanda-tanda non verbal nyeri (gelisah, kening mengkerut, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi)

c. Beri ompres hangat pada abdomen terutama perut bagian bawah

d. Anjurkan pasien untuk menghindari stimulan (kopi, teh, merokok, abdomen tegang)

e. Atur posisi pasien senyaman mungkin, ajarkan teknik relaksasif. Lakukan perawatan aseptik terapeutikg. Laporkan pada dokter jika nyeri meningkat

3. Risti infeksi b/d invasive mikroorganisme

Intervensi :

a. Lakukan irigasi kandung kemih dengan larutan steril.

b. Observasi insisi (adanya indurasi drainage dan kateter), (adanya sumbatan, kebocoran)

c. Lakukan perawatan luka insisi secara aseptik, jaga kulit sekitar kateter dan drainage

d. Monitor balutan luka, gunakan pengikat bentuk T perineal untuk menjamin dressing

e. Monitor tanda-tanda sepsis (nadi lemah, hipotensi, nafas meningkat, dingin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar