Kelompok 19
Alfarobi mussadad
NIM 08054
Risna Fini Tiarasani
NIM 08085
1 B
Efek Biologis Neoplasma
Hiperplasia Prostat Benigna
Pembesaran progresif dari kelenjar prostat menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembesaran aliran urinarius.
Diagnosa Keperawatan
1. Retensi urine b/d obstruksi mekanik ketidakmampuan kandung kemih
Untuk berkontraksi dengan adekuat.
Alasan :
Manifestasi dari hyperplasia prostat benigna adalah terjadinya
Pembesaran progresif dari kelenjar prostate menyebabkan
Terjadi obtruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius.
saluran kemih menjadi terhimpit dan terjadi retnsi urine.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d spasme otot spincter.
Alasan :
Hiperplasia prostat adalah sumbatan saluran kencing bagian
Bawah. Terjadinya gejala tersebut dapat disebabkan oleh
Dua komponen, pertama adanya penekanan yang bersifat
Menetap pada uretra ( komponen static ) dimana terjadi
Peningkatan pada volume prostat yang pada akhirnya akan
Menekan uretra pars prostatika dan mengakibatkan terjadinya
Hambatan aliran kencing. Kedua disebsbkan oleh peningkatan
Tonus kelenjar prostat yang di atur oleh system saraf otonom
( komponen dinamik ) yang akhirnya dapat meninggikan tekanan
Dan resistensi uretra, hal tersebut selanjutnya menyebabkan
Terjadinya sumbatan aliran kencing. Manifestasi dari sumbatan
Tersebut adalah nyeri di area tersebut.
3. Risti infeksi b/d invasive mikroorganisme
Alasan :
Kelembaban yang ada padaluka post op merupakan tempat yang
Cocok untuk berkembangbiak mikroorganisme pathogen sehingga
Dapat menimbulkan resti infeksi mikroorganisme.
Rencana Keperawatan
1. Retensi urine b/d obstruksi mekanik ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi dengan adekuat.
Intervensi :
a. Dorong pasien utuk berkemih tiap 2-4 jam dan bila iba-tiba di rasakan.
b. Awasi tanda vital dengan ketat.
c. Berikan /dorong kateter lain dan perawatan perineal
d. Berikan rendam duduk sesuai indikasi
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d spasme otot spincter.
Intervensi :
a. Monitor dan catat adanya nyeri, lokasi, durasi dan factor pencetus serta penghilang nyeri
b. Observasi tanda-tanda non verbal nyeri (gelisah, kening mengkerut, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi)
c. Beri ompres hangat pada abdomen terutama perut bagian bawah
d. Anjurkan pasien untuk menghindari stimulan (kopi, teh, merokok, abdomen tegang)
e. Atur posisi pasien senyaman mungkin, ajarkan teknik relaksasif. Lakukan perawatan aseptik terapeutikg. Laporkan pada dokter jika nyeri meningkat
3. Risti infeksi b/d invasive mikroorganisme
Intervensi :
a. Lakukan irigasi kandung kemih dengan larutan steril.
b. Observasi insisi (adanya indurasi drainage dan kateter), (adanya sumbatan, kebocoran)
c. Lakukan perawatan luka insisi secara aseptik, jaga kulit sekitar kateter dan drainage
d. Monitor balutan luka, gunakan pengikat bentuk T perineal untuk menjamin dressing
e. Monitor tanda-tanda sepsis (nadi lemah, hipotensi, nafas meningkat, dingin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar